Gempa Jepang Mencapai 7,3 M
Jurnalnesia.com – Gempa bumi yang melanda Jepang berkekuatan sebesar magnitude 7,3 menyebabkan 100 orang luka-luka pada Sabtu malam, 13 Februari 2021. Seorang saksi yang bekerja pada penginapan tradisional di daerah Minamisoma menceritakan bahwa guncangan gempa tersebut terasa sangat kuat.
Dikutip dari AFP, ia berkata bahwa “Guncangan awal terasalebih kuat dari pada yang saya alami saat gempa bumi besar di wilayah Jepang Timur pada tahun 2011”.
Seorang penulis terkenal di daerah Minasoma, bernama Yu Miri memposting foto rumahnya di akun Twitter. Pada foto tersebut tampak buku, tanaman di pot dan barang-barang lain yang berserakan di lantai.
Selain memposting foto, ia juga menulis “Rumah saya di Odaka, kota Minamisoma, semuanya berantakan.”
Beberapa jam usai gempa yang pertama, daerah tersebut terus mengalami gempa susulan.
Laporan dari penyiar NHK, dalam rangka merespon kejadian tersebut, kalangan berwenang Jepang mengingatkan warga agar selalu waspada. Pemerintah juga akan membentuk kantor penghubung khusus agar dapat berkoordinasi dengan daerah yang terdampak bencana.
Berbeda dengan daerah Kyodo, Petugas dari Pemerintah Fukushima, Mikihiro Meguro, berkata pihaknya masih dalam proses mengumpulkan data mengenai korban yang terdampak dan memeriksa laporan soal tanah longsor.
Namun NHK mendapatkan data lain. Rekaman udara yang disiarkan NHK menunjukkan tanah longsor yang menyebabkan jalan raya terputus di daerah Fukushima. Meskipun begitu, masih belum jelas soal apakah adanya korban jiwa dalam kejadian tanah longsor tersebut.
Kantor berita Kyodo pun turut melaporkan bahwa pemadaman listrik terjadi pada 950 ribu rumah usai gempa tersebut.
Katsunobu Kato yang adalah Kepala Sekretaris Kabinet mengatakan bahwa proses evaluasi sedang dilakukan demi menyelidiki soal korban dan kerusakan akibat gempa.
Sebelumnya, Badan Meteorologi Jepang melaporkan Jepang mulai mengalami gempa pada jam 11: 08 malam waktu setempat atau sekitar 21.30 WIB di Pasifik lepas Fukushima.
Badan Meteorologi Jepang mulanya melaporkan gempa yang terjadi berkekuatan 7,1 skala richter kemudian dirubah dan disesuaikan menjadi 7,3 skala richter. Meskipun begitu besar kekuatan gempa tersebut, hal ini tidak menimbulkan potensi tsunami.
Karena Jepang terletak di “Cincin Api” Pasifik, Negara ini menjadi sering dilanda gempa. Hal itu mendorong Jepang untuk memiliki peraturan konstruksi yang ketat demi memastikan bangunan dapat menahan getaran yang kuat.