Ada Kemungkinan Harga Kedelai Masih Menanjak Sampai Beberapa Bulan Kedepan
Jurnalnesia.com – Kejadian naiknya harga tempe menjadi topik yang masih hangat dibicarakan sampai sekarang. Bagaimana tidak, banyak rakyat Indonesia yang rutin membeli tempe, seperti rumah makan dan ibu-ibu rumah tangga.
Dengan adanya lonjakan harga tempe ini membuat pemilik rumah makan dan ibu-ibu menjadi khawatir. Hal ini dikarenakan memang tempe menjadi makanan yang sebelumnya mudah untuk didapatkan, mudah diolah dan harganya murah.
Menanjaknya harga tempe disebabkan oleh tingginya harga kedelai impor. Karena memang produsen tempe dan juga tahu jauh lebih berminat dengan kedelai impor daripada lokal.
Banyak pengalaman mengatakan bahwa kedelai impor memiliki kualitas yang sangat cocok dengan proses pembuatan tempe. Hal ini diungkapkan oleh Aep, selaku produsen tempe.
Dilansir dari CNN Indonesia, Aep mengaku bahwa biji kedelai lokal memiliki ukuran yang tidak standar, karena ada yang kecil dan besar. Saat dibeli juga seringkali dalam keadaan kotor, seperti ada ranting, tanah dan daun bercampur jadi satu bersama biji kedelai.
Selain itu juga, pasokan stok kedelai lokal seringkali tidak ada. Hal itu sangat menyusahkan para produsen tempe yang harus produksi tempe setiap hari. Jika sehari tidak terima pasokan biji kedelai, sudah pasti bakal ada mogok produksi tempe.
Hal-hal seperti itu yang membuat para pembuat tempe lebih memilih memproduksi tempe menggunakan kedelai impor dan sayangnya, ini juga yang membuat harga tempe menjadi naik.
Kenaikan harga biji kedelai mulai dirasakan para produsen sejak bulan September 2020. Saat itu, harga satu kilo biji kedelai menanjak dari yang semula Rp. 6.750 per Kg menjadi 8.500 per Kg. Hal itu belum ditambah biaya jasa angkut sebesar Rp. 1.000 atau Rp. 1.500 ke lokasi produksi masing-masing produsen.
Imbasnya, harga tempe di pasar menjadi melonjak sebesar 20 persen saat berita ini ditulis. Dampaknya, sempat ada penurunan jumlah penjualan, tetapi sudah mulai normal pada saat ini.
Hal ini terus dibicarakan dan ada harapan dari para produsen sampai konsumen tempe agar harga kedelai menjadi normal kembali seperti semula.