5 Alasan Live Action One Piece Netflix Akan Sukses
Eiichiro Oda selaku mangaka One Piece ikut dilibatkan langsung dalam proyek live action yang satu ini, Oda akan bertindak sebagai executive producer bahkan Menurut rumor yang beredar peran Oda akan jauh lebih besar. Setiap aktor/aktris yang akan memerankan karakter dalam serial live action one piece harus berdasarkan persetujuan Oda termasuk naskah skenario itu sendiri.
Lantas apa pengaruhnya Keterlibatan langsung Oda dengan kualitas live action one piece ? bagi yang mengikuti anime movie one piece tentu akan merasakan perbedaan kualitas anime movie sebelum dan sesudah Oda terlihat langsung, Keterlibatan Oda dimulai dari movie ke 10 yaitu Strong World dilanjutkan dengan One piece film Z, film gold dan yang terakhir stampede.
Semua film tersebut cukup laris dipasaran karena memang memiliki Jalan cerita yang bagus di tambah dengan karakter vilian yang kuat, sangat berbeda dengan sebelum Oda terlihat langsung dalam anime movie tersebut, so jangan pernah meremehkan Keterlibatan Oda karena tentu saja Oda tidak Akan membiarkan mahakryanya terlihat buruk.
One piece Manga action dengan drama yang kuat
Walaupun memiliki genre utama action, adventure dan super power namun pada dasarnya one piece memiliki unsur drama yang sangat kuat. Berbeda dengan anime Manga sejenis yang lebih mengandalkan pertarungan sebagai sajian utamanya, pada Manga one piece Oda lebih mengandalkan jalan cerita yang seru dan menarik ditambah dengan bumbu komedi yang sangat kuat, serta tak jarang pembaca di buat terharu.
Kenapa ini menjadi penting ? ya seperti di ketahui efek-efek pertarungan dalam suatu serial live action ataupun movie membutuhkan biaya yang tidak sedikit, tidak jarang pula berapa serial live action yang diangkat dari anime/Manga dikecam karena gagal menyuguhkan efek pertarungan dengan kualitas yang baik.
Tentu saja pada poin ini one piece sedikit lebih diuntungkan karena live action one piece tidak perlu menyajikan efek pertarungan yang terlalu banyak, karena sutradara dapat melebihkan porsi drama dibanding intensitas pertarungan, sehingga biaya produksi yang ada dapat di optimalkan.